GerbangIndonesia, Lombok Timur — Suasana religius dan penuh haru menyelimuti Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani, Minggu (12/10/2025), saat peringatan Hari Lahir (Hultah) ke-90 Madrasah NWDI digelar. Acara tahunan yang menjadi agenda penting bagi warga Nahdlatul Wathan (NW) itu menarik perhatian luar biasa dari masyarakat. Ratusan ribu jemaah dari berbagai daerah di Indonesia datang berbondong-bondong untuk menghadiri perayaan akbar tersebut.

Sejak malam sebelumnya, kawasan sekitar pesantren sudah tampak dipadati oleh rombongan yang datang menggunakan kendaraan pribadi dan bus besar. Banyak di antara mereka yang bermalam di tenda-tenda sederhana agar bisa mengikuti rangkaian acara sejak awal.

Dalam pidato utamanya, Ketua Umum PBNW, TGKH. Muhammad Zainuddin Atsani, mengajak seluruh warga NW untuk menjadikan Hultah ke-90 sebagai momentum memperkuat arah perjuangan organisasi di bidang pendidikan dan kebangsaan.

“Tantangan masa depan tidak lagi hanya soal pengetahuan agama, tapi juga kecerdasan berpikir dan kemampuan menguasai teknologi. Ketiganya harus kita padukan untuk melahirkan generasi yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujar Atsani di hadapan jemaah.

Atsani menegaskan bahwa Madrasah NWDI sejak awal berdiri telah menjadi mercusuar pendidikan Islam yang melahirkan banyak tokoh bangsa. Menurutnya, visi pendiri NWDI, Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, tetap relevan hingga kini: membangun manusia yang beriman, berilmu, dan berdaya saing.

Acara yang digelar dengan penuh khidmat itu turut dihadiri oleh Menteri Haji dan Umrah, Dr. KH. Irfan Yusuf Hasim, yang menyinggung hubungan historis antara pendiri NW dengan tokoh besar Nahdlatul Ulama, KH. Hasyim Asy’ari.

“Keduanya sama-sama mewarisi semangat keilmuan dari Madrasah Assaulatiyah di Makkah. Dari sanalah muncul generasi ulama yang tak hanya alim, tapi juga visioner,” ujar Irfan.

Ia menilai pesantren seperti NWDI memiliki peran penting dalam membangun karakter bangsa melalui jalur pendidikan yang mandiri dan berlandaskan nilai spiritual. Irfan juga mengumumkan bahwa pemerintah tengah mengevaluasi sistem distribusi kuota haji agar lebih adil bagi seluruh daerah, termasuk NTB.

Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, menilai Hultah ke-90 ini bukan sekadar perayaan sejarah, melainkan bentuk penghormatan terhadap perjuangan panjang Maulana Syaikh dalam mencerdaskan umat.

“Beliau memulai perubahan lewat pendidikan, bukan kekuatan politik. Dari madrasah kecil di Lombok Timur, kini lahir ribuan lembaga yang membawa cahaya ilmu ke seluruh penjuru negeri,” ungkap Iqbal.

Menurutnya, visi pendidikan NWDI menjadi inspirasi bagi pembangunan sumber daya manusia NTB di masa mendatang, terutama dalam menghadapi era digital.

Ketua Panitia Hultah, H. Syamsu Rijal, menjelaskan bahwa peringatan tahun ini mengangkat tema “Momentum Kesetiaan: Memperkokoh Komitmen Pendidikan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Menuju Indonesia Emas 2045.”

Beragam kegiatan pra-Hultah turut memeriahkan acara, seperti jalan sehat yang diikuti puluhan ribu peserta, lomba maraton, pawai kendaraan, hingga seminar internasional yang membahas peran pendidikan Islam di era modern.

Hultah ke-90 NWDI tahun ini menegaskan bahwa semangat Maulana Syaikh masih hidup di hati para pengikutnya. Anjani kembali menjadi saksi bagaimana Nahdlatul Wathan terus berkomitmen menjaga tradisi ilmu dan dakwah, sekaligus menatap masa depan dengan pandangan yang lebih maju dan terbuka.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here