Bupati Lotim HM Sukiman Azmy saat memimpin rapat penanganan dampak kekeringan, Sabtu (12/8). FOTO SUPARDI/GERBANG INDONESIA

GerbangIndonesia, Lotim – Sebanyak tujuh kecamatan di Lombok Timur telah melaporkan kekurangan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur. Tujuh Kecamatan itu yakni Kecamatan Jerowaru, Keruak, Sambelia, Suwela, Aikmel, dan Lenek.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Mendatangkan MotoGP Kembali ke Indonesia, Setelah Absen 25 Tahun

Sesuai peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut delapan kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) berstatus siaga bencana kekeringan meteorologi akibat musim kemarau 2022. Sementara itu semua Kecamtan yang terdampak kekeringan di Lotim, saat ini sudah mengajukan pendistribusian air minum untuk masyarakatnya.

“Kami minta agar BPBD segera melakukan dropping air bersih di tujuh kecamatan dengan 38 desa terdampak kekringan tahun ini,” ucap Bupati Lotim, HM Sukiman Azmy saat memimpin rapat penanganan dampak kekeringan, Sabtu (12/8).

Ia megingatkan dropping air bersih dilaksankan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Agustus hingga bulan Oktober mendatang dan dapat segera dilaksanakan. Ia juga berharap agar administrasi untuk mendukung pendistribusian air bersih itu bisa diselsaikan sesegera mungkin.

Adapun untuk menanggulangi kekeringan yang terjadi di sejumlah kecamatan di Lotim, Pemda telah menempuh berbagai upaya diantaranya ialah dengan membuat sumur bor di sejumlah kecamatan yang rutin mengalami kekurangan air bersih seperti di wilayah selatan.

“Pemda sudah membuat sejumlah sumur bor di kecamatan yang sering terdampak kekeringan seperti daerah selatan, ini sebagai salah satu langkaj Pemkab Lotim untuk mengatasi persoalan kekurangan air bersih yang sering terjadi,” ucap Bupati Sukiman.

Pada Tahun 2022 ini kata Bupati, Lotim telah mendapatkan bantuan dari bank dunia untuk pemenuhan air bersih dengan dana sebesar Rp 151 miliar yang dibagi dalam dua tahapan. Bantuan tersebut diharapkan dapat mengatasi persoalan air bersih, sehingga tahun 2023 mendatang dropping air bersih tidak lagi diperlukan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lotim, Marhaban merasa optimis proyek penyediaan air bersih dengan dana bersumber dari bank dunia itu sudah dapat dimanfaatkan pada Januari 2023.

“Tapi ada kendala nantinya yang akan kita hadapi dalam pengerjaan proyek ini yaitu loaksi reservoir yang berada di lahan rawa, sehingga perencanaan lebih rincin atau detailed engineering desain (DED) harus dilakukan penyesuaian kembali,” sebut Marhaban.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Mendatangkan MotoGP Kembali ke Indonesia, Setelah Absen 25 Tahun

Ketersediaan air bersih ini menjadi salah satu fokus Pemkab Lotim di samping insfrastruktur seperti jalan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (par)

Editor: Lalu Habib Fadli

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here