Boris Syaifullah (tengah) saat berdiskusi santai Sabtu malam (26/3). FOTO LALU HABIB FADLI/GERBANG INDONESIA




GerbangIndonesia, Mataram – Putra Samawa Boris Syaifullah berniat terjun ke dunia politik praktis. Pengusaha sukses yang malang melintang di kancah nasional ini berkeinginan bisa menjadi wakil masyarakat NTB di Senayan 2024 mendatang.

Baca Juga: Mengurai BENANG MERAH MotoGP Mandalika, Mulai dari Harga Hotel Sampai Buruknya Transportasi

Dia ingin menjadi anggota legislatif demi memajukan daerahnya yang hingga masih dirasa jauh tertinggal. Lalu apa yang bisa ia jaminan kepada para calon pemilihnya?

“Saya nyalon DPR RI untuk kaya. Tapi saya pebisnis juga. Saya mau dua-duanya. Bisnis jalan, DPR juga jalan. Makin kaya kita, makin sejahtera pula masyarakat kita,” tegasnya dalam pertemuan santai di The Sultan Restaurant Mataram, (26/3) malam.

Pria kelahiran Desa Labuan Kuris, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa ini memastikan dirinya maju 2024 mendatang. Namun diakuinya pula hingga kini belum mendapat kendaraan politiknya.

“Soal partai ada dua yang berpeluang besar. Tunggu saja, mungkin tanggal 8 bulan 9,” cetusnya.

CEO PT. BorSya Group itu kembali menegaskan jawaban atas tanda tanya di tengah masyarakat. Kenapa dirinya ingin maju menjadi calon legislatif Senayan 2024 mendatang. Dirinya berkomitmen membuat suatu perubahan baik pada tarap hidup masyarakat, termasuk tingkat intelektualitasnya.

“Saya kan orang telekomunikasi juga. Jadi saya juga berkewajiban mengangkat taraf intelektual masyarakat, salah satunya de gan melek teknologi, ” ucap pendiri SMK Borsya-Tel pertama di NTB tersebut.

Sementara itu Direktur Utama LOGIS NTB, M Fihiruddin yang turut hadir dalam diskusi tersebut bahwa seorang calon tidak cukup dengan hanya memiliki kapasitas dan elektabilitas saja. Namun kata Fihir, syarat penopang yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan financialnya.

“Ya kita tidak bisa pungkiri itu bahwa seorang calon disamping punya elektabilitas dan popularitas, juga harus punya isi tas,” celotehnya.

Lain halnya dengan Ketua Dewan Penasihat Gabungan Jurnalis Investigasi (GJI) NTB, Aminuddin. Putra asli Sumbawa ini menyampaikan bahwa pertama yang harus dilakukan oleh seorang calon adalah kendaraan politiknya.

“Kendaraan politik ini sangat menentukan opini yang akan dibangun oleh seluruh simpatisan dan tim suksesnya. Karena kendaraan dan calon merupakan paket yang harus segera diketahui oleh calon pemilih,” jelas CEO Poskotantb.com ini.

Disamping itu lanjut Amin, kompleksitas pemilih di Dapil 1 NTB yakni Pulau Sumbawa juga harus segera dipetakan. Sebab incumbent saat ini sudah sangat rutin melakukan reses untuk menyerap aspirasi pemilihnya. Maka dari itu tentu seorang Boris memiliki suatu strategi khusus untuk membangun jaringan menuju pemilih militansi pada lima kabupaten yang tersebar di Pulau Sumbawa nantinya.

Aminuddin juga mengulas kultur keluarga dari sosok Boris juga merupakan modal dasar untuk membangun komunikasi dengan para pemilih yang berasal dari dua suku ini yaitu Mbojo dan Samawa. Dimana Orang tua laki dari Boris berasal dari Bima (Mbojo) dan ibu dari Boris berasal dari Sumbawa (Samawa).

Baca Juga: Hujan di Sirkuit, Pawang Hujan Bilang Permintaan dari Pembalap!

“Hubungan emosional seperti ini menjadi salah satu modal untuk menjalankan strategi membangun komunikasi dan silaturahmi bagi masyarakat Sumbawa maupun Bima,” pungkasnya. (abi)

Editor: Lalu Habib Fadli

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here