GerbangIndonedia, Lombok Tengah – Untuk memberikan kesadaran ihwal rekam jejak digital di internet, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menggelar webinar literasi digital untuk komunitas pendidikan madrasah di Lombok Tengah, NTB, Rabu (24/5) pagi, pukul 09.00 WITA.

Baca Juga: Demi Indonesia Emas 2045, Kapolri Minta Serikat Mahasiswa Muslimin Ingat Soal Ini..

Mengusung tema ”Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”, diskusi virtual itu akan menghadirkan tiga narasumber. Yakni, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB Muhammad Amin, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Tengah Nasrullah, influencer Dyah Hakim, dan Pingkan Maukar sebagai moderator.

”Ayo, ikuti diskusi gratis ini hanya dengan cara mendaftar ke link registrasi peserta di https://s.id/pendaftaranbalinustra2405. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan hadiah e-money sebesar Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Selasa (23/5).

Kemenkominfo menjelaskan, berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021, didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00. Dengan skor tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia masuk dalam kategori ”sedang”.

”Secara keseluruhan, Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 mencapai 3.49 dari skala 1-5, atau naik dari pencapaian tahun sebelumnya 3.46,” tulis Kemenkominfo.

Webinar literasi digital di lingkungan komunitas pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat (komunitas) menuju Indonesia #MakinCakapDigital. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024,” tambah Kemenkominfo.

Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, setiap pengguna internet akan meninggalkan rekam jejak, baik yang aktif maupun pasif. Rekam jejak aktif tertinggal saat melakukan aktivitas yang disengaja. Sementara rekam jejak pasif (passive user footprint), yaitu data yang ditinggalkan secara tidak sadar.

”Seperti riwayat pencarian, lokasi, dan lainnya. Kemudian, active user footprint seperti postingan foto, video dan status. Dengan begitu, risiko pencurian data pribadi dan kejahatan dapat terjadi. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjaga rekam jejak digitalnya,” jelas Kemenkominfo dalam rilisnya.

Kemenkominfo menambahkan, jejak digital sangat penting karena dapat mengungkapkan banyak hal tentang kita. Pasalnya, jejak digital dapat dilacak, dianalisis dan membangun gambaran profil yang sesuai dengan lokasi, kelompok sosial, perilaku, maupun minat pengguna.

”Menjaga rekam jejak digital agar selalu positif adalah upaya melindungi diri sendiri dan masa depan kita. Apalagi, jejak digital kini sering dijadikan tolok ukur seleksi penerimaan karyawan perusahaan. Indikator yang dilihat seperti kalimat yang diunggah, foto, interaksi serta lingkaran pertemanan,” imbuh Kemenkominfo.

Untuk diketahui, program #literasidigitalkominfo tahun ini mulai dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siberkreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Tahun ini, program Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Program IMCD selalu membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.

Kecakapan digital menjadi penting karena, menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social, pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada periode 2021-2022 telah mencapai 220 juta orang. ”Padahal, pada 2019, jumlah itu masih di angka 175 juta orang,” jelasnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Disebut Bakal Punya Kekuatan Besar Jika Didampingi Sosok Ini di Pilpres 2024

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo. (*)
Editor: Lalu Habib Fadli

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here